ternyata disaat diterangkan oleh pak dosen ternyata edmodo itu adalah suatu aflikasi pembelajaran secara online antara pengajar dan siswa yang tertutup. dan setelah dijelaskan oleh pak dosen saya dan teman-teman langsung memperaktekan edmodo yang dijelaskan oleh pak dosen, dimana saya dan teman-teman harus terlebih dahulu membuat akun dan menggunakannya, harapan saya setelah mempelajari edmodo semoga pembelajaran lebih asyik dan menarik untuk digunakannya dan berkomunikasi dengan dosen lebih bersahabat dan lebih terbuka lagi,
Selasa, 05 Mei 2015
Tgl 5 mei 2015 hari selasa jam 08:00-09:40 disaat tgl bidan dan hari bidan internasional 2015 dimana saya diajarkan oleh dosen yang ahli komputer yaitu pak suprianto yang baik hati yang memberikan ilmu untuk mahasiswi tentang (EDMODO) dimana saya belum sekali mengetahui tentang edmodo, sebelumnya saya berfikir edmodo itu apa?.......
Senin, 16 Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehamilan
normal merupakan suatu proses alamiah yang fisiologis bagi perempuan di mana
semua organ mengalami penyesuaian,termasuk organ ginjal. Pada ginjal terjadi
perubahan anatomi berupa pembesaran kedua ginjal dan pelebaran sistem pelviokalises
disamping perubahan fisioligik berupa peningkatan aliran darah ginjal (50%) dan
peningkatan laju filtrasi glomerulus (150%). Perubahan ini terjadi pada 24
minggu pertama dan ditandai dengan
penurunan ureum dan kreatinin dibawah normal. Vasodilatasi pada kehamilan
menyebabkan penurunan tekanan darah sampai 10 mm Hg dari normal dan naik kembali
mendekati akhir kehamialn . Secara klinis perlu perhatian bahwa seorang
perempuan hamil muda dengan kadar ureum,keratin,dan tekanan darah yang normal
(pada perempuan tidak hamil) telah
menderita gangguan fungsi ginjal dan
prehipertensi. Kehamilan dan penyakit ginjal mempunyai dua aspek,yaitu
kehamilan mempengaruhi progresi penyakit ginjal dan sebaliknya penyakit ginjal
mempengaruhi proses kehamilan.
2.1. Rumusan Masalah
1.
Pengertian ginjal
2.
Fungsi Ginja
3. Macam- Macam Penyakit ginjal
4.
Gejala penyakit ginjal
5.
Penyakit Ginjal Pada Kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistim urin,manusia mempunyai sepasang ginjal yang
terletak di belakang perut atau
abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang di bawah hati dan
limpa.Dibagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (kelenjar
suprarenal).
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit kebawah ginjal kiri untuk member
tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga
kesebelas dan kedua belas. Kedua ginjal diungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
parirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam gonjangan.
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin,
umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata
ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan
ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari
berat badan. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis
yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang
mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan cabang vena kava
inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri
lain vena renal, dan ureter.
Bagian luar dari ginjal disebut
korteks, bagian yang dalam lagi disebut medulla. Bagian yang paling dalam
disebut pelvis. Pada bagian medulla, ginjal dapat di lihat adanya piramida yang
merupakan pembuka dari saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros
yang tipis dan mengkilap disebut kapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini
terdapat jaringan lemak perirenal.
Dan di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal dan Ginjal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional mengatakan ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari 1 juta buah dalam satu ginjal normal orang dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator dan zat terlarut dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi molekul dan cairan yang masih diperlukan
2.2. Fungsi Ginjal
2.2.1. Menyaring Darah
Konsumsi
makanan yang dimakan setiap hari sebagai penghasil energi setelah melalui
proses pencernaan pastilah akan menghasilkan banyak zat sisa dan limbah serta
racun atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh ginjal karena
jika tidak maka akan sangat berbahaya bagi tubuh kita.
Nefron
adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini. Apabila seseorang
tidak memiliki ginjal, maka orang tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni
oleh kotoran yang dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri. Untuk melakukan
hal tersebut, ginjal harus menyaring sekitar 200 liter darah dan menghasilkan 2
liter zat-zat sisa dan air per harinya.
2.2.2 Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.
2.2.3.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal
akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang merugikan bagi tubuh seperti
urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri, dan juga
obat-obatan. Jika zat tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang
dapat membahayakan kesehatan di dalam tubuh.
2.2.4. Memproses Ulang
Zat
Ginjal
akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh kembali menuju
darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses
pengembalian zat yang masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.
2.2.5.
Mengatur Volume Cairan dalam Darah
Ginjal
dapat mengontrol jumlah cairan darah yang dipertahnkan agar tetap seimbang
didalam tubuh. Tanpa adanya control dari ginjal maka tubuh akan menjadi kering
karena kekurangan cairan darah atau sebaliknya, tubuh tenggelam karena
kebanjiran cairan didalam tubuh yang menumpuk tidak terbuang.
2.2.6.
Mengatur
Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
Salah satu
contohnya yaitu mengatur kadar garam didalam darah.
2.2.7.
Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal
amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah dengan
menggunakan hormon insulin dan adrenalin. Ini penting untuk menghindari
diabetes. Insulin berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah jika
kadar gula dalam darah berlebih. Adrenalin berfungsi untuk menaikkan kadar gula
dalam darah jika kadar gula di dalam darah tidak mencukupi.
2.2.
8. Penghasil Zat dan Hormon
Ginjal
merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol,
dan renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal yaitu hormon eritroprotein atau
yang disingkat dengan EPO berfungsi untuk merangsang peningkatan laju
pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang. Renin berfungsi untuk mengatur
tekanan darah di dalam tubuh, sementara kalsitriol merupakan fungsi ginjal
untuk membentuk vitamin D, menjaga keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta
untuk mempertahankan kalsium di dalam tulang yang ada di dalam tubuh.
2.2.9. Menjaga Tekanan Osmosis
Ginjal
menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-garam di dalam
tubuh.
2.2 .10. Menjaga Darah
Ginjal
berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada
pH 5 atau alkalis pada pH 8.
2.3. Macam – macam Penyakit ginjal
Secara umum
penyakit ginjal terbagi menjadi 2 yaitu penyakit ginjal akibat keturunan atau
memang diderita bukan karena keturunan.
2.3.1. Penyakit
Ginjal akibat Keturunan yaitu :
a)
Ginjal sepatu kuda.
b)
Ginjal policystyc.
c)
Conginetal obstruction urinary tract
d)
Asidosis Tubulus Renalis.
e)
Conginetal Hydronephrosis.
f)
Renaldysplasia.
g)
Duplicated Ureter.
h)
Unilateral Small Kidney.
2.3.2. Penyakit Ginjal Non Keturunan
yaitu :
a.
Hidronephrosis.
b.
Batu Ginjal.
c.
Tumor Ginjal.
d.
Sindrom Neprhotic.
e.
Pyelonephitis.
f.
Gagal Ginjal.
g.
Diabetetic Nephropathy.
h.
Glomerulonephritis
i.
.Interstisial Nephritis.
j.
Lupus.
k.
Minimal Change Disease.
2.4. Gejala Penyakit GinjalGejal penyakit ginjal secara umum adalah :
1.
Perubahan
Kencing Serta Warna urin.
Gejala penyakit ginjal
yang pertama ini sudah tentu terjadi karena ginjal memang merupakan salah satu
organ dalam sistem urin. Biasanya jika ginjal anda memiliki masalah, terjadi
frekuensi abnormal ketika anda buang air kecil, entah itu lebih sedikit atau
lebih banyak dan biasanya berwarna pucat. Pada kasus lain, urin anda dapat
berbusa atau bergelembung dan bahkan hingga keluar darah. Untuk kasus batu
ginjal, biasanya anda akan kesulitan saat buang air kecil dan terasa perih.
2. Pembengkakan.
Gagal ginjal menyebabkan
cairan menumpuk di dalam tubuh sehingga akan menimbulkan pembengkakan pada
beberapa bagian seperti kaki, wajah, tangan dan lain sebagainya. Gejala ini
biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.
3. Mudah
Lelah.
Eritropoietin
adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel khusus di ginjal yang mendorong
sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah) lebih
sedikit. Dengan lebih sedikit sel darah merah untuk membawa oksigen, otot dan
otak menjadi lelah dengan sangat cepat.
4. Bau
Mulut.
Tanda
penyakit ginjal yang ini barangkali sulit untuk dibedakan dengan tanda-tanda
penyakit lain, dikarenakan penyakit layaknya kanker mulut lalu juga dibarengi
dengan bau mulut yang tidak enak. bau mulut pada pasien ginjal ini karena
limbah yang demikian banyak didalam tubuh hingga dapat menyebabkan pada bau
mulut yang tidak enak.
5. Sering
demam
6. Sering
mengalami sakit pinggang.
7. Anemia
atau kurang darah.
8. Mengalami
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
9. Darah
Lebih asam.
10. Kadar
Hemoglobin dalam darah sangat rendah.
11. Tidak
nafsu makan, sulit tidur, kram dan kesemutan.
12. Mulut
kering.
2.5. Penyakit Ginjal Pada Kehamilan
Dalam
kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomic ginjal serta
salutran kemih,yang sering menimdulkan gejala dan kelainan fisik,apabila hal
ini tidak diperhitungkan dan diperhatikan dapat merugikan ibu dan janin,tidak
terkacuali pada ginjal.
Adanya
perubahan anatomic pada ginjal terjadi akibat adanya peningkatan pembuluh darah
dan ruangan interstisial pada ginjal.Ginjal akan memanjang kira-kira 1 cm,dan
akan kembali normal setelah melahirkan.Pelebaran yang tidak sama ini terjadi
akibat pelebaran uterus dan mengalami dektrorotasi.Karena perbahan itulah maka
ginjal banyak mengalami disfungsi.
Penyakit ginjal yang sering
ditemui pada kehamilan diantaranya :
2.5.1. Penyakit
Sistitis
Sistitis
adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas kandung
kemih,sistitis sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas.penyebab utamanya adalah
E.coli atau juga oleh kuman-kuman lainnya.Faktor predisposisi lainnya adalah
uretra yang pendek,sistokel,adanya sisa air kemih yang tertinggal,atau
penggunaan kateter yang sering dipakai dalam usaha untuk mengeluarkan air kemih
dalam pemeriksaan ginokologik atau persalinan. Penggunaan kateter ini akan
mendorong kuman-kuman yang ada diuretra distal untuk masuk kedalam kandung kemih.
a. Gejala. Penyakit Sistitis
Gejala
Penyakit ini sangat khas sekali yaitu kencing sakit (disuria) terutama pada
akhir berkemih,meningkatnya frekwensi berkemih dan kadang-kadang disertai rasa
nyeri diatas simfisi,perasaan berkemih yang tidak tertahan,air kemih kadang-
kadang terasa panas,suhu badan kadang normal atau meningkat dan nyeri didaerah
suprasimfisis.Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan leukosit dan
eritrosit terkadang jug ditemukan bakteri,atau juga hematuria sedangkan
proteurinaria tidak ditemukan.
b. Pengobatan Penyakit Sistitis
Sistitis
dapat diobati dengan Sulfonamid,ampisilin,eritromisin,perlu diperhatikan dalam
pengobatan yang digunakan untuk mengobati harus tidak berbahaya bagi ibu dan
janin.
c. Cara Pencegahan Penyakit Sistitis
Pencegahan
penyakit ini adalah jangan terlalu sering menggunakan kateter yang terlalu
lama,jangan menahan bila ingin berkemih,mengkonsumsi air putih yang banyak dan
jangan terlalu sering menggunakan cairan yang tidak jelas manfaatnya pada alat
kelamin.
2.5.2. Penyakit Pielonefritis
Akut
Pielonefritis
akuta merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai ddalam kehamilan,dan
frekwensinya kira-kira 2%,terutama pada kehamilan terakhir dan permulaan masa
nifas. Penyakit ini disebabkan oleh
E.coli dan juga oleh kuman-kuman lain seperti Staphilokokkus aureus, Basillus proteus, Pseudomonas aeruginosa.
Kuman
dapat menyebar secara hematogen atau limfogen,akan tetapi paling banyak dari
kantong kemih.Predisposisinya antara lain yaitu penggunan kateter untuk mengeluarkan
air kemih pada saat persalinan atau kehamilan.Penderita yang menderita
Pielonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan sangat memungkinkan
terjadinya penyakit ini.
a. Gejala Penyakit Pielonefritis Akut
Gejala
penykit ini timbul mendadak,wanita yang sebelumnya merasa sedikit sakit pada
kantong kemih,tiba-tiba mengigil,badan panas,dan rasa nyeri dipunggung (angulus
kostoverbtebralis) terutama sebelah kanan,muntah,nafsu makan berkurang,dan
kadang-kadang diare,dan dapat pula jumlah urin berkurang (oliguria).Pada
pemeriksaan air kemih ditemukan banyak sel-sel leukosit,dan sering
bergumpal-gumpal,silinder dan sel darah.Pembiakan air kemih menunjukan hasil
fositip.dan diperhatikan diagnosi banding lain seperti apenditis akuta,solusi
plasenta,tumor putaran tungkai dan infeksi nifas.
b. Cara Pengobatan Penyakit Pielonefritis Akut
Pengobatan
ini dapat dilakukan dengan cara penderita harus dirawat,berbaring,dan diberikan
cukup cairan,dan antibiotika seperti ampisilin,sampai pada tes kepekaan kuman
ada,kemudian antibiotic harus disesuaikan dengan kepekaan kuman
tersebut.setelah pengobatan penyakit ini kadang lagi,pengobatan sedikitnya
selama 10 hari,tetapi penderita harus tetapi diawasi karena kemungkinan
penyakit ini akan berulang,pemberian obat harus sesuai yang dianjurkan untuk
wanita hamil walaupun obat tersebut baik untuk pengobatan infeksi saluran
kemih.
c. Cara
Pencegahan Penyakit Pielonefritis Akut.
Seseorang
yang sering mengalami infeksi ginjal atau penderita yang infeksinya kambuh
setelah pemakaian antibiotik dihentikan, dianjurkan untuk mengkonsumsi
antibiotik dosis rendah setiap hari sebagai
tindakan pencegahan.
Lamanya
pengobatan pencegahan yang ideal tidak diketahui, tetapi seringkali
dihentikansetelah 1 tahun. Jika infeksi kembali kambuh, maka pengobatan ini
dilanjutkan sampai bataswaktu yang tidak dapat ditentukan.
2.5. 3. Penyakit Pielonefritis
Kronika
Pielonefritis kronika
biasanya sedikit atau tidak menunjukan gejala-gejala saluran kemih,dan
merupakan predisposisi terjadinya pielonefritis akuta dalam kehamilan.Penderita
kemungkinan menderita tekanan darah tinggi,pada keadaan penyakit yang lebih
berat didapatkan penurunan tingkat filtrasi glumorulus (G.F.R.),dan pada
urinalisis urin mungkin normal,mungkin ditemukan protein yang kurang dari 2 g
per hari gumpalam sel-sel darah putih.
Prognosis bagi ibu
dan janin tergantung dari luasnya kerusakan ginjal, penderita yang hipertensi dan insufesiensi ginjal mempunyai
prognosis buruk, dan sebaiknya tidak
hamil.
2.5.4. Penyakit
Glomerulonefritis Akuta.
Glomerulonephritis,
penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian
glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh.
Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang
terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli
tidak dapat bekerja dengan baik.
Glomerulonephritis
merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit Bright. Bagian
utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah
glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan, dan glomerulonephritis
memang berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini
menyerang setelah adanya infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin
berat karena berbagai macam infeksi lainnya. Namun demikian, terdapat bukti
yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang
menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini
lebih kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi
sebagai respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh.
Hal ini
mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam
bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada dinding
kapiler glomerular. Pada tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi kompleks
mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai penyakit
sirkulasi kompleks.
a. Gejala Penyakit Glomerulonefritis Akuta
Gejala penyakit ini
ditandai dengan timbulnya hematuria dengan tiba-tiba,edema dan hipertensi pada
penderita yang sebelumnya tampak sehat.Kemudian sindroma ditambah dengan
oliguria sampai anuria dan nyeri kepala.diagnisis menjadi sulit apabila timbul
serangan kejang-kejang dengan atau tanpa koma yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi serebral atau oleh
uremia,atau apabila timbul edema paru-paru akut.
Apabila penyakitnya
diketahui dalam triwulan III,maka perbedaan dengan pre-eklamsi dengan eklamsi
harus selalu dibuat.Pada pemeriksaan air kencing akan ditemukan proteunaria,eritrosit,silinder
hialin,silinder korel dan eritrosit.
b. Cara Pengobatan Penyakit
Glomerulonefritis Akuta
Cara
pengobatan penyakit ini sama dengan di luar kehamilan dengan perhatian
khusus,istirahat baring,diet yang sempurna atau rendah garam,pengendalian
hipertensi serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Untuk pemberantasan
infeksi cukup diberi penisilin karena
sterptokokkus peka terhadap penisilin.
Biasanya
penderita sembuh tanpa sisa penyakit dan fungsi ginjal yang tetap baik dan
kehamilan dapat berlangsung sampai lahirnya anak hidup dan apabila diinginkan
wanita boleh hamil lagi kemdian hari. Ada kalanya penyakit menjadi menahun
dengan segala akibatnya.
c. Cara Pencegahan Penyakit Glomerulonefritis
Akuta
Penyakit
ini dapat dicegah dengan beberapa keadaan misalnya penggnaan penggunaan zat
kontras yang dapat menyebabkan nefropati kontras,menjaga dehidrasi yang
baik,pemakaian N-acetil cisteine serta pemakain furosaemid pada penyakit ptropik
perlu diwaspadai kemungkinan pada gastroenteritis akut malaria dan demam
berdarah.
2.5.5. Penyakit Glomerulonefritis Kronika
Wanita
hamil dengan glomerulonefrotitis kronika sudah menderita penyakit itu pada
beberapa tahun sebelumnya karena itu pada pemeriksaan kehamilan pertama dapat
dijumpai dengan addanya proteunaria,sedimen yang tidak normal dan hipertensi.
Apabila gejala-gejala penyakit baru timbul dalam kehamilan yang sudah
lanjut,atau ditambah dengan pengaruh kehamilan (superimposed per-eklamsi) maka
lebih sulit membedakannya dengan pre-eklamsi murni.
Glomerulonephritis,
penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian
glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh.
Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang
terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli
tidak dapat bekerja dengan baik. Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah
dalam urin, pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam
hasil tes laboratorium.
Glomerulonephritis
bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan diperlukan, dapat
dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau
plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu prosedur untuk membuang
bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis
merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit Bright. Bagian
utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah
glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan, dan glomerulonephritis
memang berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini
menyerang setelah adanya infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin
berat karena berbagai macam infeksi lainnya. Namun demikian, terdapat bukti
yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang
menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi.
Penyakit ini lebih
kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai
respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam
bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada dinding kapiler
glomerular. Pada tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi kompleks mencapai
ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai penyakit sirkulasi
kompleks.
Suatu ciri tetap
dari penyakit ini adalah makin memburuknya fungsi ginjal karena makin lama
makin banyak kerusakan yang diderita oleh glomerulus-glomerulus ginjal,bahkan
sampai tercapai tingkat akhir,yakni disebut dengan ginjal kisut.
Penyakit ini dapat menampakan
diri dalam 4 macam yaitu :
1.
Hanya terdapat Proteunaria menetap dengan atau tanpa
kelainan sedimen.
2.
Dapat menjadi sindrom nefrotik.
3.
Dalam benduk mendadak seperti pada glomerulonefritis.
4.
Gagal ginjal.
Keempatnya dapat
menyebabkan gejala insufisiensi ginjal dan penyakit kardiovaskuler hipertensi.
Selain proteinuria
dapat jg dijumpai edema terutama dimuka,dan anemiaPemeriksaan kimiawi darah
menunujukan kadar urea nitrogen,kadar asidum urikum,dan kadar keratin yang
tinggi,pengeluaran fenosulfonftalein dan kreatinin oleh ginjal lebih lambat.
2.5.6 Sindroma
Nefrotik
Sindroma nefrotik
dulu dikenal dengan nama nefrosis adalah suatu kumpulan gejala yang terdiri
atas odema, proteinuria (lebuh dari 5 gram sehari), hipoalbuminemia dan
hiperkolesteromlemia. Sindrom ini diakibatkan oleh reaksi antigen anti body
dalam pembuluh pembuluh kapiler glomelurus. Penyakit penyakit yang menyertai
sindromanefrotik ialah glomeluro – nefritis kronika (paling sering), lupus
teritematosus, diabetes mellitus, amiloidosis, sifilis dan thrombosis vena
renalis. Sindroma ini dapat pula timbul akibat keracunan logam berat (timah,
air raksa), obat obat anti kejang dan racun serangga.
Apabila kehamilan
disertai sindromanefrotik makan pengobatan serta prognosis ibu dan anak
tergantung pada faktor pada penyebabnya sedapat mungkin faktor penyebabnya harus
dicari jika perlu dilakukan dengan biopsy ginjal atau pemakaian obat obatan
yang menjadi sebab sindroma harus dihentikan penderita harus diberi diet tinggi
protein. infeksi sedapat dapatnya harus dicegah dan yang sudah ada harus
diberantas dengan antibiotika.
2.5.7 Gagal Ginjal
Dalam Kehamilan
Gagal ginjal
mendadak (acute renal failure) merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang
tidak bisa sembuh lagi.
Penderita yang mengalami
sakit gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada kehmailan muda 12-18
minggu, dan kehamilan telah cukup bulan. Pada kehamilan muda, sering disebebkan
oleh abortus seftik yang disebabkan oleh bakteri chlostridia welchii atau
streptrokokus.
Kehamilan dengan
gagal ginjal mempengaruhi kehamilan melalui beratnya gangguan fungsi ginjal
derajat proteinuria dan tingginya tekanan darah. Pada gangguan fungsi ginjal
komplikasi berupa BB rendah, kelahiran premature dan kematian bayi meningkat.
Penedrita gagal
ginjal yang hamil progresi penyakit ginjalnya sangat tergantung fungsi ginjal
pada saat kehamilan hal ini dapat terlihat dari study epidemiologi/retrosfektif
yang telah dilakukan, hal yang ikut berpengaruh adalah penyakit penyerta pada
pasien, utamanya derajat proteinuria dan tingginya tekanan darah.
Kelainan gagal ginjal ini
didasari oleh dua jenis patologi:
1. nekrosis tubulal akut,
apabila sumsum ginjal mengalami kerusakan.
2. nekrosis kortikal bilateral
apabila sampai kedua ginjal yang menderita.
a. gejala penyakit gagal ginjal mendadak
dalam kehamilan
gambaran
kliniknya yaitu berupa sepsis, dan adanya tanda tanda oliguria dan adanya
oliguria mendadak dan azothemia serta pembekuan darah intravaskuler (DIC
disseminative intravascular coagulation), sehingga terjadi nekrosisi tubular
yang akut kerusakan ini dapat sembuh kembali bila kerusakan tubulus tidak
terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Sering kali dilakukan tindakan
histerektomi untuk mengatasinya, akan tetapi ada penelitian yang menganjurkan
tidak perlu melakukan operasi histerektomi tersebut asal pada penderita
diberikan antibiotika adekuat dan intensif serta dilakukan dialysis terus
menerus sampai fungsi ginjal baik lain halnya dengan nekrosis kortikal yang
bilateral, biasanya dihubungkan
dengan solusio plasenta, preeklamsia berat atau eklamsia, kematian janin
dalamkandungan yang lama, emboli air ketuban yang menyebabkan terjadi DIC
reaski transfuse darah atau pada pendarahan dapat menimbulkan iskemi. Pada masa
nifas sulit diketahui sebabnya, sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik
postpartum.
b. cara pengobatan penyakit gagal ginjal
mendadak dalam kehamilan
pengobatan
penyakit ini penderita harus diberi infus, atau transfuse darah diperhatikan
keseimbangan elektrolit dan cairan serta segera dilakukan hemadialisis bila ada
tanda – tanda uremia atau dilakukan transplantasi ginjal untuk ginjal yang
tetap gagal.
2.5.8. Batu Ginjal dan Saluran Kemih (Urolitiasis)
Disebut
juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan benda organik
yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu yang menjadi demikian besar yang
melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung banyak garam dalam bentuk larutan
dan jika konsentrasi garam mineral menjadi berlebih, kelebihan garam ini
mengendap menjadi partikel padat disebut batu ginjal. Batu ginjal
diklasifikasikan sebagai primer jika batu tersebut terbentuk tanpa ada sebab
yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan. Diklasifikasikan sekunder jika
berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa keadaan
memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal. Baik itu berkurangnya volume
cairan atau bertumpuknya mineral cukup membuat terganggunya keseimbangan yang
sempurna antara cairan dan larutan yang ada dalam ginjal. Ketika batu mulai
berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh. Sebuah nukleus dari endapan garam
urin bisa merupakan kumpulan bakteri, jaringan yang rusak, sel mati, atau
keping darah kecil. Mineral menarik partikel dari luar dan membungkusnya. Pada
saat batu bertambah besar, bagian permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral
lain dan kemudian bertambah besar.
Batu ginjal yang
lebih kecil dapat keluar dari badan dengan sendirinya meski akan menimbulkan
rasa sakit. Batu yang lebih besar memerlukan pembedahan, atau dapat dipecah
menjadi bagian-bagian kecil dengan gelombang suara dalam prosedur yang disebut
ultrasonic lithotripsy.
a. Gejala batu ginjal dan urolutiasis
Batu saluran kemih dalam
kehamilan tidak lah biasa frekuensi nya sangat sedikit 0,03-0,07% walaupun
demikian perlu dipikirkan karna orulitas ini dapat mendorong timbulnya infeksis
saluran kemih, atau menimbulkan timbullan pada penderita berupa nyeri mendadak,
kadang-kadang berupa kolik dan hematuria. Perlu anamnesis tentang riwayat
penyakit penderita sebelumnya terutama mengenai penyakit saluran kencing, untuk
membantu membuat diagnosis urolitias, diagnosis lebih tepat dengan melakukan
pemeriksaan intravenous fielografi tetapi janin harus dilindungi dari efek
penyinaran.
b. Pengobatan penyakit batu ginjal dan
urolutiasis
Bila
diketahui adanya urolitas dalam kehamilan, terapi pertama adalah anagetika
untuk menghilangkan sakitnya, diberi cairan banyak agar batu dapat kebawah,
karena hamper 80% batu akan dapat turun kebawah, serta antibiotika. Pada
pendrita yang membutuhkan bantuan operasi, sebaiknya operasi dilakukan setelah
trimester I atau setelah postpartum. Pada batu buli – buli bila batu tersebut
diperkirakan menghalangi jalan persalinan, kehamilan diakhiri dengan
seksiosesarea, dan batu diangkat postpartum dengan seksioalta atau litotripsi.
2.5.9 Ginjal Polistik
Adalah
suatu kelainan genetika yang ditandai oleh pertumbuhan banyak kista seperti
anggur yang berisi cairan diginjal. Kedua ginjal menjadi lebih besar dari waktu
ke waktu dan kista kemudian mengambil alih dna merusak jaringan ginjal. Ginjal
pliistik merupakan kelainan bawaan (herediter) kehamilan umumnya tidak
mempengaruhi perkembangan pembentukan kista pada ginjal, begitu pula sebaliknya
akan tetapi bila fungsi ginjal kurang baik akan mempengaruhi kehamilan dan sebaliknya
wanita yang telah mempunyai kelainan sebaiknya tidak hamil karena kemungkinan
timbul komplikasi akibat kehamilan selalu tinggi.
a. Gejala dan tanda penyakit ginjal
pliistik
Rasa
sakit atau nyeri perut bagian bawah, rasa sakit atau nyeri bagian punggung,
rasa sakit atau nyeri perut bagian atas, sakit kepala, air seni keluar darah, sering
keluar air kencing, jantung beredebar.
b. Pengobatan penyakit ginjal plistik
Mengontrol
tekanann darah dengan cermat pengobatan dengan anti biotic dari kantong kemih
atau ginjal memperhatikan banyaknya darah dalam urin saat keluar pertama kali
menerapkan gaya hidup sehat dan mengontrol berat badan serta mengurangi asupan
garam.
2.5.10 Kehamilan Pasca
Nefrektomi
Pada
penderita yang mempunyai satu ginjal karena kelainan congenital atau paska
nefrektomi dapat atau boleh hamil sampai aterem asal fungsi ginjalnya normal
sebelum hamil perlu pemeriksaan fungsi ginjal dan selama kehamilan diawasi
dengan baik karena kemungkinan munculnya infeksi saluran kemih selama kehamilan
persalinan dapat berlangsung pervagina.
2.5.11 Kehamilan Pasca
Transplantasi Ginjal
Wanita
yang mengalami transplantasi ginjal dapat hamil bila ginjal yang
diimplantasikan tersebut berasal dari donor yang hidup, kehamilan dapat terjadi
pada 12% penderita transplantasi ginjal dan dengan sukses sampai 90% kehamilan
sehingga kehamilan dapat direncanakan pada ginjal transpalan setelah satu
sampai dua tahun postransplan dalam keadaan fungsi ginjal yang baik.
Tetapi
bila ginjal yang ditransplantasikan tersebut berasal dari ginjal donor yang
telah meninggal makan kemungkinan akan terjadi kerusakan fungsi ginjal dan
memburuk setelah satu tahun sehingga pada wanit atersebut tidak dianjurkan
untuk hamil jika memang ingin hamil harus diawasi ketat.
Seorang
wanita yang yang telah mendapat transplantasi ginjal untuk diperbolehkan hamil
yaitu :
·
Kesehatan penderita dalam keadaan baik dalam
waktu 1 – 2 tahun setelah mendapat
transplantasi ginjal
·
Tidak ada kontraindikasi obstetric untuk hamil
·
Tidak ada proteinuria
·
Tidak ada tanda – tanda penolakan graft
·
Fungsi ginjal harus baik, dengan hasil
pemeriksaan laboratorium didapat kadar kreatinin darah antara 0,8 – 2 mg/ml
·
Tidak ada tanda – tanda bendungan, yang
dibuktikan dengan pemeriksaan urogram
·
Tidak ada tanda – tanda hipertensi
·
Mendapat trapi
- Prednisone 10-15
mg/hari
- Azothioprin 2-3
mg/kg bbl
DAFTAR PUSTAKA
Wiklipedia Indonesia
Prawirohardjo,Sarwono.1999.Ilmu
Kebidanan.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia,2008.Panduan Pelayanan Medik.Jakarta:Kedokteran
Universitas Indonesi
Langganan:
Postingan (Atom)